Sabtu, 14 Maret 2009

MANAJEMEN TERAPEUTIK, INDIKASI MEDIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT VOLUME CAIRAN TUBUH

Terapeutik
  1. adalah seni penyembuhan (As Hornby, dalam Nurjannah, 2005). Dalam menggunakan manajemen terapeutik perawat menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien (Potter, 2005). Untuk mempelajari klien diperlukan proses keperawatan guna mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan klien, menentukan prioritas, menetapkan tujuan dan hasil asuhan yang diperkirakan, menetapkan dan mengkomunikasikan rencana asuhan yang berpusat pada klien, memberikan intervensi keperawatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan klien, dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatn dalam mencapai hasil dan tujuan klien yang diharapkan (Potter, 2005).

  1. Manajemen Terapeutik Pada Pasien Dengan Defisit Volume Cairan Tubuh.

1) SIRKULASI

Tanda : Hipotensi, termasuk perubahan postural

Nadi lemah/lembut; takikardi

Vena leher datar; penurunan CVP

Internvensi : Pantau tanda vital dan CVP. Perhatikan adanya derajat perubahan halu-an. Obsevasi ter-hadap peningka-tan suhu (demam).

Palpasi nadi perifer; perhatikan pengisian kapiler. Warna/suhu kulit; kaji mental.

2) ELEMINASI

Gejala : Konstipasi atau kadang-kadang diare, kram abdomen

Tanda : Penurunan volume urine, warna gelap/pekat; oliguria (kekurangan cairan berat)

Intervensi : Pantau haluan urine. Ukur/perkirakan kehilangan cairan dari semua sumber, misalnya kehilangan gaster, drainase, luka, diaforesis.

3) MAKANAN/CAIRAN

Gejala : Haus, anoreksia, mual/muntah

Tanda : Penurunan berat badan sering melebihi 2%-8% dari berat badan total

Distensi Abdomen

Membran mukosa kering, lidah kotor, penurunan air mata dan saliva

Kulit kering dengan turgor yang buruk, atau pucat, lembab, dingin (syok)

Intervensi : imbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan keseim-bangan cairan 24 jam. Tandai/ukur area edema, misalnya abdomen, tungkai.

Pastikan kesukaan minum pasien, dan atur jadwal masukan cairan tinggi

Berikan larutan IV sesuai indikasi:

1) larutan isotonic misalnya 0,9% NaCl (salin normal), dekstrosa/air 5%.

2) NaCl 0,45% (salin perbandingan), laktat Ringer.

3) Koloid misalnya dekstran, plasmanate/albumin, hetastarch (hespan).

Berikan natrium bikarbonat, bila diindikasikan.

4) NEUROSENSORI

Gejala : Kesemutan Ekstremitas, vertigo, sinkope

Tanda : Perubahan perilaku, apatis, gelisah, kacau mental

Intervensi : Balik dengan sering, masase kulit, dan lindungi tonjolan tulang

Berikan perawatan kulit dan mulut, mandikan setiap dua hari sekali dengan menggunakan sabun ringan. Berikan lotion sesuai indikasi

5) PERNAPASAN

Tanda : Takipnue, pernapasan cepat/dangkal

Intervensi : selidiki keluhan nyeri dada tiba-tiba/tajam, dispnea, sianosis, peningkatan ansietas, gelisah.

Pantau peningkatan TD tiba-tiba/nyata, gelisah, batuk basah, dispnea, krekels basah, sputum banyak.

6) KEAMANAN

Tanda : Suhu biasanya subnormal, meskipun demam mungkin terjadi.

Intervensi : berikan kewaspadaan keama-nan sesuai indikasi. Misalnya: penggunaan pagar tempat tidur, posisi tempat tidur rendah.observasi sering, restrien lunak (bila diperlukan).

7) PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN

Rujuk pada Faktor predisposisi/pemberat

Pertimbangan: KDB menujukkan rerat lama perawatan: 4,1 hari

Rencana Pulang: memerlukan bantuan dengan perubahan pada aturan terapeutik, penatalaksanaan.

  1. Terapi Medis

Pengobatan pada pasien dengan defisit volume cairan yaitu dengan

a. memenuhi kebutuhann cairan pemberian larutan IV sesuai indikasi.

1) Larutan isotonic, memberikan perbaikan sirkulasi segara, meskipun keuntungan mungkin sementara (peningkatan klirens renal) misalnya

ü 0,9% NaCl (salin normal)

ü Dekstrosa atau air 5%

2) Larutan Hipotonik (segera saat pasien normotensif) ; NaCl 0,45% di gunakan untuk ekresi ginjal dari sesi metabolik atau Ringer Laktat digunakan dengan kewaspadaan karena beresiko asidosis metabolic.

3) Koloid; memperbaiki defisit konsentrasi protein plasma, karenanya meningkatkan tekanan osmotic intravascular dan mengembalikan cairan kedalam kompartemen vascular.

ü Dekstran

ü Plasmanate

ü Hetastrach (Hespan)

b. Berikan natrium bikarbonat, bila diindikasikan; dapat diberikan untuk memperbaiki asidosis berat saat memperbaiki keseimbangan cairan.

  1. Indikator Keberhasilan

Untuk menilai terapi yang telah kita gunakan telah berhasil atau mengevaluasi segala tindakan yang tlah kita berikan, harus memperhatikan tanda-tanda berikut ini

1) Keadaan umum; Baik, sadar.

2) Mata; Normal.

3) Air mata; Ada.

4) Mulut dan Lidah; Basah.

5) Rasa Haus; minum biasa tidak haus.

6) Periksa Turgor Kulit. Kembali cepat.

7) Hasil pemeriksaan fisik:

a. Perbaikan TD yang menurun, khusunya bila berdiri (hipotensi orthostatik);

b. Perbaikan frekwensi jantung (FJ) yang meningkat;

c. Perbaikan suhu yang meningkat;

d. Perbaikan berat badan akut yang menurun;

e. Perbaikan depresi fontanel anterior;

f. Perbaikan keadaan pada pasien syok, ( tidak terlihat puca dan tidak diaforetik, tidak terjadi hipotensi terlentang, dan tidak oliguri)

8) Pemeriksaan Lab

a. Nitrogen urea darah(BUN): menurun karena perbaikan dehidrasi, peningkatan perpusi ginjal, atau perbaikan fungsi ginjal.

b. Hematokrit: penurunan pada perbaikan dehidrasi, penaikan pada perbaikan pendarahan. Ingatlah bahwa hematokrit akan tetap noemal segera setelah hemoragi (pendarahan) akut tetapi setelah setelah periode beberapa jam akan ada perpindahan cairan dari CIS ke plasma dan hematokrit akan turun.

c. Elektrolit serum: bervariasi. Tergantung pada jenis kehilangan cairan. Hipokalimia terjadi pada insufisiensi ginjal. Hipernatremia dapat terlihat pada peningkatan kehilangan tak kasat mata atau kehilangan keringat dan diabetes insidipus. Hiponatremia terjadi pada kehilangan jenis hipovolemia karena peningkatan haus dan pelepasan ADH, yang menimbulkan peningkatan masukan dan retensi air, dengan demikian mengencerkan serum.

d. CO2 total serum (juga diketahui sebagai kandungan CO2): meningkat pada perbaikan asidosis metabolik dan menurun pada perbaikan alkaliosis metabolik.

e. Gas darah arteri(nilai GDA) : asidosis metabolik (pH <>3- <>3- > 26mEq/L) dapat terjadi pada kehilangan GI atau terapi deuritik.

f. Berat Jenis urine: peningkatan karena upaya ginjal untuk menghemat air, dapat menetap kira-kira 1,010 pada penyakit ginjal, akan menurun pada diabetes insipidus.

g. Natrium Urine: menunjukkan kemampuan ginjal untuk menyimpan natrium dalam respons terhadap peningkatan kadar aldosteron. Pada tidak adanya penyakit ginjal, deurisis osmotik, atau terapi deuritik, ini harus<10-20>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar